Bantu Generasi Milenial Mengakses Pasar Tenaga Kerja, SINERGI Gelar Festival Kaum Muda 2018
Semaranng, Proyek SINERGI (Strengthening Coordination For Inclusive Workforce Development in Indonesia), menggelar acara Youth Festival 2018, pada tanggal 13-14 November 2018 di Kota Semarang, Jawa Tengah. Festival yang akan mengambil tempat di Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja Semarang ini merupakan gabungan beberapa kegiatan, di antaranya bursa kerja, edukasi, konsultasi karir, wawancara kerja, serta hiburan.
Chief of Party USAID-Mitra Kunci Eric Bergthold, Selasa (13/11), mengungkapkan, kegiatan yang mengusung tema utama “SINERGI YOUTH CAREER FEST 2018” tersebut diharapkan dapat memotivasi generasi muda, terutama yang rentan dan secara ekonomi kurang mampu, untuk terus meningkatkan keterampilan dan pengalaman mereka sehingga dapat berkontribusi terhadap pertumbuhan nasional.
“Selain itu, melalui festival ini juga diharapkan akan tumbuh motivasi di dalam diri kaum muda, khususnya yang secara ekonomi kurang mampu dan rentan, untuk menggapai kehidupan di masa depan yang lebih baik. Selanjutnya, agar mereka mampu berkontribusi nyata bagi pembangunan, serta dapat bersaing di dalam keterbatasan,” ujar Eric.
Proyek SINERGI sendiri, selaku penyelenggarakan kegiatan festival tersebut, adalah proyek USAID-Mitra Kunci yang dilaksanakan oleh konsorsium Rajawali Foundation dan Pusat Transformasi Kebijakan Publik (Transformasi). Proyek yang didukung oleh sejumlah kementerian tersebut mengarusutamakan kaum muda (usia 18-34 tahun, dengan mempertimbangkan perempuan, kesetaraan gender dan penyandang disabilitas), yang rentan dan kurang mampu secara ekonomi, ke dalam pasar tenaga kerja melalui penguatan koordinasi antara pemangku kepentingan utama, yaitu pemerintah, sektor swasta, institusi pelatihan, LSM dan kaum muda. Pada fase pilot, selama 15 bulan sejak Oktober 2017 hingga Desember 2018, SINERGI memfokuskan program di Jawa Tengah dengan empat daerah dampingan: Kota Semarang, Kabupaten Semarang, Boyolali, dan Demak.
Problematika
Sementara itu, Presiden Rajawali Foundation, Jonathan Pincus, mengatakan, salah satu problematika dalam sektor ketenagakerjaan di Indonesia adalah relatif tingginya angka pengangguran pada angkatan kerja usia muda (15-34 tahun).
Berdasarkan data International Labour Organization (ILO)yang dirilis tahun 2017 lalu, misalnya, angka persentase pengangguran terbuka usia muda di perkotaan pada tahun 2017 mencapai 29,1 persen, sedangkan di perdesaan 20,7 persen. Angka tersebut tertinggi dari seluruh klasifikasi usia. Sementara, Asian Development Bank menyebutkan, lebih dari 35 persen angkatan kerja muda Indonesia berpenghasilan kurang dari 2 dollar Amerika Serikat atau sekitar Rp 30.000 per hari.
Menurut Jonathan, problematika yang dihadapi angkatan kerja usia muda di Indonesia terkait sejumlah faktor, di antaranya, keterbatasan akses ke jaringan kerja, informasi pasar, layanan pengembangan bisnis, infrastruktur pasar, dan lemahnya akses ke sumber daya keuangan. Anak-anak muda yang berstatus rentan dan miskin secara ekonomi, bahkan, memiliki risiko lebih besar saat berhadapan dengan faktor-faktor tersebut.
“Terkait dengan hal itu, maka SINERGI mengarusutamakan kaum muda (usia 18-34 tahun) yang kurang mampu dan rentan ke dalam pasar tenaga kerja di Indonesia, melalui program pembangunan ketenagakerjaan Inklusif,” kata Jonathan.
Berdasarkan hasil pemetaan pemangku kepentingan (workforce champions mapping) yang telah dilakukan SINERGI, ada simpul-simpul permasalahan koordinasi pembangunan terkait ketenagakerjaan inklusif, khususnya di Jawa Tengah yaitu: asesmen kebutuhan berbasis inklusi sosial, akses informasi peluang kerja, link and match sistem pelatihan kerja, pola pendampingan, pemagangan dan penempatan kerja, kurikulum dan modul pelatihan berbasis inklusi sosial, co-design innovative solution, dan komunikasi kebijakan ketenagakerjaan inklusif
“Oleh karena itu, dalam programnya, salah satu upaya SINERGI adalah membekali kaum muda kurang mampu dan rentan yang disesuaikan dengan minat, bakat, serta kebutuhan pasar kerja,” ujarnya.
Festival Kaum Muda 2018, imbuh Jonathan, merupakan media berikutnya yang ditempuh SINERGI untuk memperkuat akses generasi muda, terutama yang rentan dan miskin, ke pasar tenaga kerja. Tidak hanya itu, melalui kegiatan ini, anak muda akan memiliki referensi dan bekal pengetahun yang baik untuk mengembangkan diri dan karirnya di masa depan.
75 perusahaan
Direktur Proyek SINERGI, Agung Binantoro, menambahkan, Festival Kaum Muda 2018 akan mempertemukan secara langsung para pencari kerja dan perusahaan penyedia lapangan kerja, serta pemerintah, untuk berdiskusi dan bertukar informasi tentang isu ketenagakerjaan. Melalui festival ini juga akan disediakan informasi tentang kesiapan memasuki dunia kerja, khususnya terkait jenis keterampilan yang dibutuhkan kaum muda, terutama kelompok muda miskin dan rentan, sekaligus memberikan mereka informasi lowongan kerja.
“Kegiatan ini dikemas secara inklusif dengan memberikan atmosfer yang menyenangkan dan menginspirasi dengan menggunakan pendekatan positive youth development (PYD) dan youth economic empowerment (YEE). Panitia, pengisi acara, dan loker yang disediakan semua mengakomodasi keterlibatan difabel,” lanjut Agung yang juga menjabat sebagai Direktur Eksekutif Rajawali Foundation.
Kurang lebih ada sekitar 15 perusahaan mitra SINERGI dan 75 perusahaan umum yang akan ikut serta dalam festival ini. Selain itu, festival juga diikuti empat lembaga latihan kerja, dan organisasi mahasiswa, serta diramaikan dengan 15 bazar makanan.
Selain bursa kerja, festival juga diisi dengan, dialog interaktif, kelas edukasi bersertifikat, presentasi perusahaan, outbound dalam ruang, psikotest & wawancara kerja, online test(kenali karakter diri), live music, fun game,stand up comedy, dan area photo booth.
“Hari pertama ditujukan untuk peserta undangan, yang terdiri atas 200 kaum muda kurang mampu dan rentan dari Kota Semarang, Kabupaten Semarang, Demak, dan Boyolali, serta 400 kaum muda yang terlibat dalam kegiatan dana SINERGI. Setelah itu, pada hari kedua, dilanjutkan terbuka untuk umum,” tandas Agung.